Sabtu, 25 Februari 2012

INVESTIGASI KASUS 'BABEH'

Mendengar kasus pembunuhan serta kasus sodomi dan mutilasi sejumlah korban yang terungkap pada awal Januari 2010 merupakan salah satu dari beberapa kasus pembunuhan yang disorot media. Baekuni atau yang biasa dipanggil Babe (48)  merupakan pelaku pembunuhan berantai dengan cara mutilasi yang korbannya adalah anak-anak jalanan yang sebelum dibunuh telah menjadi korban pelampiasan hasrat seksual babe terlebih dahulu. kepada polisi, Babe mengaku telah melakukan kekerasan sodomi yang dilanjutkan dengan pembunuhan berantai kepada 7 bocah yang 4 diantaranya juga menjadi korban mutilasinya. anak jalanan yang menjadi korban keganasan babeh rata-rata berusia 12 tahun.

LALU, SIAPAKAH BABE? APA MOTIF DIBALIK PERILAKUNYA ?

Baekuni alias Babe
Baekuni atau yang dipanggil Babe adalah seorang anak petani yang berasal dari daerah Magelang, Jawa Tengah.  Babe merupakan anak pertama dari 12 bersaudara. Babe kecil tidak pandai bersekolah. Di rumah dia selalu dimarahi karena kebodohannya oleh orang tuanya disebabkan dirinya yang tidak pernah naik kelas .Sekolahnya pun cuma sampai kelas tiga SD. Tahun 1972, saat berusia 12 tahun. Babe pergi dari rumah orangtuanya dan hijrah ke Jakarta. Di sinilah Babe merasakan kerasnya hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Babe mencari nafkah menjadi pengamen di wilayah Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.di tempat singgahnya di Jakarta inilah, Babe kecil pernah menjadi korban sodomi oleh seorang pria yang mengasuhnya dan juga sering mengalami kekerasan secara psikologis. Babe kemudian dipungut seorang bernama Cuk Saputar dan dibawa ke Kuningan, Jawa Barat untuk menggembala kerbau. di usia 21 Tahun, Babe dinikahkan tetapi dirinya mengaku memiliki gangguan seksual yaitu tidak bisa ereksi dalam berhubungan suami-istri dengan pasangannya. Anehnya, hasrat seksual Babe malah muncul ketika kembali lagi ke Jakarta, berjualan rokok sambil mengasuh beberapa anak jalanan. disinilah awal mula Babe mulai melakukan kekerasan sodomi dengan beberapa anak asuhnya.  Ia mengaku seringkali menyodomi anak asuhnya yang sering tidur dirumahnya atau yang tinggal bersamanya, meski tidak semuanya ia bunuh atau mutilasi. polisi menemukan puluhan foto-foto anak-anak jalanan yang mayoritas bocah laki-laki dalam kotak rokok di rumahnya. Foto-foto berukuran 2 X 2,5 cm itu diduga merupakan hasil jepretan dari kamera handphone. semacam ketagihan, Babe mengaku cenderung mengulangi perbuatan kejinya kepada anak- anak asuhannya ketika ada kesempatan.
setelah melihat sekilas mengenai riwayat hidup Babe diatas, bagaimana analisis mengenai perilaku yang dimilikinya? Abnormal atau normal ?

menurut apa yang saya tangkap dari riwayat Babe, Pengalaman masa kecil Baekuni atau Babemerupakan faktor pengaruh terbesar yang mendorong ia memiliki hasrat seksual yang menyimpang. kemungkinan, Babe mengalami trauma atas pengalamannya yang pernah menjadi korban sodomi dan kekerasan secara psikologis. kecenderungan untuk mengulanginya lagi di masa dewasa juga berhubungan dengan kenyataan bahwa dirinya tidak bisa "puas' ketika melakukan hubungan suami istri dengan istrinya. Hal ini juga mendorong babe untuk mencari jalan lain untuk melampiaskan hasrat seksualnya pada anak-anak kecil di jalanan yang juga merupakan anak asuhnya.apakah kasus Babe merupakan kasus Pedofilia ?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mereka yang dapat dikategorikan sebagai penderita pedofilia umurnya harus di atas 16 tahun, baik pria maupun wanita, sedangkan anak yang menjadi korban berumur 13 tahun atau lebih muda (anak prepubertas).

Menurut Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan Jiwa (DSM), pedofilia adalah gangguan yang mencakup ketertarikan seksual terhadap objek yang tidak wajar atau aktivitas seksual yang tidak pada umumnya  (parafilia) di mana seseorang memiliki hubungan yang kuat dan berulang terhadap dorongan seksual dan fantasi tentang anak-anak prapuber dan di mana perasaan mereka memiliki salah satu peran atau yang menyebabkan penderitaan atau kesulitan interpersonal.
pedofilia adalah penyaluran hasrat atau nafsu seksual kepada anak-anak di bawah umur, yang tidak bisa dilakukan dengan sesama orang dewasa. Dan umumnya, penderita pedofilia ini adalah korban pelecehan seksual di masa anak-anak. Terkait dengan kasus sodomi yang termasuk pedofilia yang dilakukan Babe terhadap anak jalanan, kemungkinan adanya traumatik akan pengalaman menjadi korban sodomi yang dialami oleh Babe terbawa hingga ia dewasa. jika kita hubungkan, apakah perilaku ini termasuk perilaku normal atau abnormal maka harus diidentifikasikan dengan 3 syarat abnormalitas yang ada :

1. Pelaku mengalami Disfungsi Psikologis . Salah satu ciri dari pribadi yang mengalami gejala abnormal adalah ketika ia mengalami disfungsi secara psikologis . Disfungsi yang dimunculkannya yaitu yang terlihat ketika Babe menikah pada usia 21 tahun, tetapi di kehidupan seksual dengan istrinya, ia tidak memperoleh kepuasan secara seksual. Selain itu, pengaruh afektif yang tidak optimal dalam kehidupan masa kecil Babe yang sering mendapatkan olokan dari pihak keluarganya sehingga membuat luka yang memberkas dalam kognitif  Babe di masa dewasanya.

2. Adanya gejala Distres Impairment . Biasanya, keadaan ini disebabkan karena pelaku atau subjek berada dalam keadaan yang sudah merusak/ mengganggu dirinya baik secara fisik ataupun secara psikologis. Dalam kasus Babe, pengalaman akan menjadi korban sodomi pada masa kecil yang dialami Babe membuat dirinya mengalami trauma secara psikologis yang memunculkan hendaya dalam diri Babe ( keadaan stress yang sudah merusak diri atau kehidupan seseorang, menuju keadaan abnormal)

3. Respon Atipikal secara kultural . Respon atipikal berarti, menunjukkan bahwa perilaku yang dimunculkan tidak sesuai dengan keadaan kultural dan sosial yang berlaku dimasyarakat. Jelas dalam kasus Babe, masyarakat menganggap bahwa perilaku pedofilia merupakan penyimpangan seks yang tidak wajar, apalagi pelaku sampai tega menghabisi nyawa beberapa korbannya dan memutilasi bocah-bocah tidak bersalah yang menjadi korban Babe. 

dari 3 penjelasan mengenai kriteria Abnormalitas diatas, saya setuju bahwa kasus penyimpangan seksual pedofilia, sodomi dan pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Baekuni alias Babe merupakan termasuk perilaku abnormal. dan dapat disimpulkan juga bahwa peristiwa pembunuhan yang korbannya juga mengalami penyiksaan secara seksual memang sering berkaitan dengan keadaan psikologis si pelaku. Keadaan psikologis si pelaku yang menunjukkan gejala abnormalitas biasanya juga disebabkan dengan pengalaman traumatis si pelaku tersebut. 

Semoga Postingan mengenai Investigasi Kasus Babe ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita ya. ;)

Sumber info :
http://www.rumahbunda.com/psychology/mengenal-pedofilia-dan-pengaruhnya-bagi-anak/http://witarifol.blogspot.com/2010/01/kasus-mutilasi-babe-fenomena-anak.html

PART 2 : Mengenal Psikologi Abnormal

Dear Readers :)

Minggu kemaren posting blog ini sudah membahas mengenai sedikit perkenalan mengenai apa sih Psikologi Abnormal dan beberapa tulisan yang mengidentifikasikan perilaku normal vs abnormal. NAAAH! part 2 ini, saya mau mencoba sedikit membagi Ilmu yang udah di dapat dari pertemuan tatap muka di perkuliahan Psikologi Abnormal kemarin ;)

terdapat 3 aspek yang mengelompokkan seseorang berperilaku memenuhi kriteria abnormalitas :
Pertama . ASPEK BIOLOGIS ketika terjadi ketidakseimbangan zat biokemis dalam sistem syaraf tubuh seseorang, menyebabkan munculnya gangguan abnormalitas. yang sering kita jumpai seperti adanya simtom (gangguan-gangguan) tidur, nafsu makan, tingkat energi atau kekebalan tubuh dll. da termasuk gangguan-gangguan yang disebabkan oleh kerusakan struktur fungsi di bagian otak manusia.

Kedua. ASPEK PSIKOLOGIS ketika seseorang mengalami keadaan disfungsi secara psikologis, Terganggu secara emosi, pengalaman kesedihan yang teramat sangat, termasuk pengalaman penginderaan menerima proses penginderaan yang mengakibatkan keedaan traumatik dalam diri seseorang. Aspek psokologis ini juga mencakup keadaan disfungsi kognitif, yaitu penyimpangan yang terjadi dalam diri seseorang yang mempresepsikan dirinya tidak mampu atau tidak dapat menjalani suatu keadaan. 

Ketiga. ASPEK SOSIOKULTURAL yaitu perilaku yang sudah termasuk melanggar norma secara sosial, sebagai contoh yaitu menyakiti , mengganggu atau merusak kehidupan orang lain.

Kriteria Abnormalitas dengan menggunakan Psikoanalisa :
1. Ketika seseorang terlalu mudah bahkan sering menggunakan benteng pertahanan dalam dirinya, atau dalam istilah psikologisnya yaitu "Defense Mechanism" yang arahnya cenderung tidak positif. mengapa tidak positif ? karena efek dari defense yang negatif yang tidak berhasil dapat mengakibatkan keadaan seseorang menjadi frustasi dan konflik yang berkepanjangan dalam dirinya.

2. Ketidak seimbangan antara id, Ego dan Superego dalam pribadi seseorang. hati-hati yaa sama 3 hal ini, jangan sampai terjadi Self Blaming dalam diri kita. 

3. Munculnya masalah-masalah pada tahap perkembangan Oral, Anal, genital dan lain-lainnya. seperti terjadinya fiksasi, atau yang lebih parah Gangguan Masochist, Sado masochist sampai kasus kasus gangguan phedofilia dan lain-lain.



lalu bagaimana dengan kriteria seseorang yang diaggap normal ??

Menurut WHO ( World Health Organization) Sehat ( Normal) adalah suatu keadaan berupa kesejahteraan fisik, mental dan sosial secara penuh dan bukan semata-mata berupa hilangnya penyakit atau keadaan-keadaan lemah tertentu.
diperjelas kembali, yaitu pribadi yang normal yaitu ketika dapat membedakan atau mengintegrasikan fungsinya secara Kognitif, Afektif serta Konatif.

Sedangkan menurut Maslow & Mittelman dalam Kartono 1989, Kriteria perilaku Normal yaitu :
  • Memiliki perasaan yang aman dalam dirinya atau sence of security yang tepat dalam dirinya
  • Memiliki spontanitas dan  emosionalitas yang baik dalam dirinya
  • Efisien dalam menghadapi realitas yang terjadi
  • Memiliki dorongan-dorongan (id) atau nafsu secara jasmaniah yang tepat dalam dirinya
  • Penilaian diri serta Insight yang rasional
  • Memiliki tujuan hidup yang adekuat dalam dirinya 
  • punya kemampuan dalam menyerap pelajaran dari pengalaman-pengalaman semasa hidupnya
  •  serta memiliki kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan/ tuntutan baik dalam dirinya maupun dari kelompoknya
nah, dari beberapa kriteria abnormal maupun penjelasan mengenai Normal diatas semoga dapat menambah pengetahuan readers tentang apa itu Abnormal dan membedakannya dengan keadaan Normal. semoga bermanfaat yaaaa :)






Jumat, 17 Februari 2012

PART 1 :Mengenal Psikologi Abnormal



Dear readers :)
Berkenalan dengan salah satu cabang dari Ilmu psikologi lainnya di semester 6 ini, yaitu Psikologi Abnormal. Secara tersirat, yang pertama kali terlintas dalam pikiran saya ketika mendengar nama mata kuliah ini adalah mengenal, mempelajari dan mendalami perilaku-perilaku yang menyimpang dari normal. lalu sebenarnya apa itu psikologi abnormal ?

Definisi Psikologi Abnormal : suatu cabang dari psikologi yang mempelajari tentang prilaku yang abnormal (abnormal behavior), khususnya yang berkaitan dengan patologis yang disebut juga sebagai gangguan prilaku (behavior disorder).ilmu yang mempelajari sifat dan perkembangan dari gangguan jiwa termasuk alasan mengapa seseorang berprilaku, berpikir dan merasa dalam cara yang tidak diharapkan. 

seperti yang dijelaskan sebelumnya, abnormal sendiri berarti menyimpang dari normal. akan tetapi standar dari perilaku normal itu sendiri sangat bervariasi dan tergantung perspektif dari mayoritas orang maupun masyarakat.
 
Menurut Szasz, prilaku seseorang dianggap patologis apabila pola prilaku yang telah dipelajarinya secara minimal sekalipun tidak mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh masyarakatnya (socially maladjusted). dari definisi dan pernyataan dari Szasz tersebut, dapat saya tarik garis bahwa Socially Maladjusted dari hasil mayoritas masyarakat sangat berpengaruh penting bagi eksistensi seorang individu ditengah populasinya sebagai makhluk sosial. disinilah mengapa ada identifikasi mengenai mana perilaku normal dan mana perilaku yang termasuk katagori abnormal.

 apakah identifikasi dari perilaku abnormal itu ?
apakah dasar yang membedakan dari perilaku normal manusia dan abnormal sulit diidentifikasi?
faktanya, perilaku abnormal sulit dibedakan dengan perilaku normal manusia biasa. dan jangan salah, dari sumber informasi yang saya baca menyebutkan bahwa faktanya ,setiap kita dari manusia memiliki potensi untuk terganggu dan bertingkah laku abnormal. ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menetukan suatu perilaku dikatakan abnormal seperti :

1) Perilaku dianggap abnormal jika menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi individu tersebut.
2) Perilaku abnormal menunjukkan ketidakmatangan individu. Maksudnya, seseorang akan dikatakan abnormal bila perilakunya tidak sesuai dengan tingkat usia yang dicapainya dan tidak sama dengan situasi yang dialaminya.
3) Berkaitan dengan ciri ketidakmatangan diatas, abnormal dicirikan ketika seorang individu mengalami hambatan atau gannguan psikologis sehingga individu tersebut tidak dapat menjalankan peran sosialnya ( Disfungsi Sosial).
4) Merasakan ketidaknyamanan yang berlebihan. Sebagai contoh, Perasaan akan takut atau cemas yang berlebihan yang dapat mengakibatkan timbulnya gejala depresi pada jangka panjang.
5) Disfungsi Psikologis, yaitu ketika seorang individu yang dikatakan abnormal memiliki simtom atau keluhan-keluhan yang muncul di dirinya yang biasanya terlalu dilebih-lebihkan sehingga mengakibatkan ketidaksesuaian respon dari populasinya (Mayoritas masyarakat).

Pada dasarnya, setiap diri kita sebagai individu memiliki kesempatan atau potensi untuk terganggu atau bertingkah laku abnormal, karena pada dasarnya penderita abnormal sulit dibedakan dengan orang normal. Tentu saja keadaan ini juga tergantung dari daya integrasi yang meliputi Kognitif, Afeksi serta psikomotorik yang dimiliki oleh diri kita sebagai makhluk sosial

SUMBER :
Diktat Psikologi Abnormal, 2007
http://www.scribd.com/doc/34873082/Psikologi-Abnormal
Diktat Psikologi Abnormal oleh M. Fakhrurrozi, S.Psi.